- / / : 081284826829

Memulai Bisnis dari Hobi, Kenapa Tidak?

Oleh: ARDA DINATA


APAKAH anda memiliki hobi? Saya yakin, tiap orang tentu memiliki hobi tertentu. Lalu, kenapa hobi itu tidak saudara realisasikan menjadi sesuatu modal untuk membangun usaha. Teman saya bertanya, “Apakah mungkin dari hobi itu bisa kita jadikan sebagai ladang usaha?” Saya jawab, “Sangat mungkin!”

Sejurus kemudian, teman saya itu berucap: “Kalau begitu, bagaimana atuh kiat memulai bisnis dari hobi itu?” Tulisan sederhana inilah yang saya coba ungkapkan sebagai sebuah inspirasi awal bagi mereka yang ingin memulai bisnis dari hobi itu.

Motivasi Awal


Dalam Alquran dan hadis, banyak kita temukan keterangan-keterangan yang dapat menjadi motivasi awal bagi setiap muslim untuk melakukan usaha (baca: bisnis). Salah satu diantaranya, adalah Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kalian berusaha, maka oleh sebab itu hendaklah kalian berusaha (HR. Thabrani); Kewajiban seorang ayah memberi makan dan pakaian kepada mereka dengan cara yang ma’ruf (QS. Al-Baqarah: 233); Berdosalah seseorang, apabila ia sia-siakan nafkah orang yang menjadi tanggungannya. (HR. Nasai).

Motivasi tersebut, harusnya dapat menggugah setiap muslim agar mau bekerja keras dalam segala bidang kehidupan dan tidak menyerah begitu saja pada nasib. Sebelum nasib tiba, kita harus berusaha lebih dulu dengan penuh tawakal kepada Allah SWT.

Berusaha dalam bidang bisnis adalah usaha kerja keras. Dalam aktivitas kerja keras itu, tersembunyi kepuasan batin, yang tidak dinikmati oleh profesi lain. Di sini, bagi siapa pun harus dipahami betul bahwa dunia bisnis itu mengutamakan prestasi lebih dulu, baru kemudian pretise, bukan sebaliknya.

Kiat Memulai


Dalam kehidupan ini ada banyak usaha yaang bisa dilakukan oleh siapapun. Menurut Dr. Buchari Alma (2001:109), mana yang akan dipilih (dalam berusaha) sangat bergantung pada beberapa hal, antara lain: (1) minat seseorang, misalnya berminat dalam bidang industri atau kerajinan, dan perdagangan/jasa; (2) modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, atau apa saja yang sudah dimiliki; (3) relasi, apakah ada keluarga, teman, yang sudah menekuni usaha sama, atau usaha yang akan dikerjakan ada relevansi/ saling menunjang dengan usaha tersebut; (4) dan berbagai peluang lainnya.

Sementara itu, menurut Paulus Winarto dalam bukunya berjudul First step to be an entrepreneur disebutkan bahwa dalam hal melihat peluang bisnis, ia menyarankan agar memperhatikan momentum tertentu. Selain itu, peluang juga bisa tercipta dari sebuah hobi. Yang ini, tentu akan lebih mengasyikan karena akan dijalankan dengan penuh rasa percaya diri sehingga akan terasa nikmat. Di sini yang penting setelah peluang ditangkap, seorang entrepreneur harus langsung bertindak. Entrepreneur tanpa action oriented adalah omong kosong.

Berkait dengan memulai bisnis dari hobi ini, menurut Gede Prama adalah sama seperti memulai usaha dibidang apa pun. Beliau menyarankan kepada kita harus melakukan bench marking lebih dulu, dengan mendatangi orang-orang yang sudah berhasil atau lebih berpengalaman. Selanjutnya, ujar konsultan manajemen ini, “Jangan mentang-mentang saya bilang hobi mengandung business value, langsung saja memulai tanpa bench marking.” Maksudnya, anda harus mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang bisnis yang akan anda tekuni. Tentu saja, tidak dianjurkan jika anda meniru mentah-mentah apa yang dilakukan pada bisnis orang lain, sebab setiap orang kondisinya lain-lain. Tujuannya untuk mempertajam sense of business anda.

Dalam berbisnis, diakui oleh Gede Prama, satu hal yang berat dalam melakukan usaha ialah melakukan langkah pertama. Untuk itu, penulis menyarankan segera lakukan dan jangan ditunda-tunda untuk merealisasikan memulai bisnis dari hobi ini. Bukankah hal-hal besar itu berawal dari yang kecil? Dan langkah seribu, tidak mungkin terjadi tanpa langkah pertama.

Adapun berkait dengan tenaga kerja, dalam awal-awal merealisasikan bisnis dari hobi ini, manfaatkanlah tenaga yang ada. Misalnya, orang-orang terdekat anda bisa sebagai alternatifnya, seperti pasangan anda, anak, kerabat atau tetangga terdekat. Baru kalau usaha kita maju, barulah kita pikirkan untuk merekrut tenaga sesuai kebutuhan.

Untuk memulai bisnis dari hobi ini, ternyata tak harus memiliki modal uang yang banyak. Ada salah satu saran menyebutkan bahwa sebenarnya tak perlu terpaku pada modal uang. Apalagi usaha anda dimulai dari hobi. Manfaatkan hasil dari koleksi hobi tersebut, sebagai modal awal untuk dijual. Dari hasil penjualan itu, bisa digunakan untuk modal selanjutnya.

Sementara itu, jika anda tak punya sejumlah koleksi dari hobi itu yang bisa dijual dan kondisi keuangan pun tak memadai, sementara anda berniat besar untuk memulai usaha dari hobi, anda bisa mewujudkannya. Yakni dengan cara menjalin kerjasama dengan pemilik modal yang anda kenal. Di sini, syarat utamanya adalah diri sendiri dan kepercayaan dari orang lain terhadap daya juang (kemampuan) dan keseriusan kita untuk berusaha.

Langkah selanjutnya dalam memulai bisnis dari hobi ini, selain harus dilakukan secara disiplin, tidak takut berkembang, berani menerima tantangan, dan juga yang terpenting lagi adalah jangan berhenti berusaha.

Berkait dengan memulai bisnis dari hobi, kelihatannya point jangan berhenti berusaha harus tertanam betul dalam jiwa bisnis kita. Untuk itu, patut kita renungkan apa yang diungkapkan Gede Prama, bahwa yang namanya usaha, sama dengan berjalan. Bila tak berjalan, anda hanya bisa melihat apa-apa yang ada di sekeliling anda. Tapi jika berjalan, anda bisa tahu dibalik gunung itu ada apa saja. Apalagi di era reformasi ini, jangan berharap ada fasilitas-fasilitas khusus yang bisa membuat bisnis melonjak cepat (baca: lagian perilaku seperti itu bertentangan dengan Islam-Pen). Anda harus berusaha sendiri. Tawarkan produk dari satu toko ke toko lain, dari satu orang ke orang lain. Tentu saja, anda diharapkan tak mudah patah semangat jika produk yang anda tawarkan di tolak. Dan juga, jangan malu.

Akhirnya, selamat merealisasikan niat memulai bisnis dari hobi anda. Kita tunggu anda ditangga kesuksesan bisnis yang diridhai-Nya. Amin. Wallahu a’lam.***

[Arda Dinata, pembisnis hobi kliping di MIQRA BUMI INSPIRASI, Bandung].

Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, http://www.miqra.blogspot.com.
WWW.ARDADINATA.COM